<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d22424024\x26blogName\x3d.:.+aRiS+pRAmOnO+.:.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://arispra.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://arispra.blogspot.com/\x26vt\x3d-7554150996193323553', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

.:. aRiS pRAmOnO .:.
Di sini tempat aku corat-coret setiap material yang aku suka...

Wednesday, March 15, 2006

Testimoni Manusia Pilihan : Tentang LAPAR & SYAHWAT... !!!


Enak dan lezat ya hidangan diatas, pasti deh !!! Kecuali bagi yang sakit atau diet... :) Segala kenikmatan dunia memang salah satu yang utama adalah dari "emplok'an" ini... Tapi apakah seperti itu halnya dengan berpuas diri dan memanjakan perut dengan makanan ? Subhannalloh Kunci Sukses Dunia memang dari Makanan, Tapi Kunci Sukses Akherat adalah Lapar.

Untuk menguatkan pendapat itu, berikut ini aku mengutip beberapa kesaksian dari para manusia pilihan yang sudah wafat, yang semoga dirahmati Alloh SWT selalu, Amin.

Anas bin Malik menuturkan bahwa ketika Fatimah r.a." memberikan sekerat roti bagi Rasulullah saw, beliau bertanya, "Apa ini, wahai Fatimah?" Fatimah menjawab, "Sepotong roti yang saya masak sendiri. Hati saya tidak dapat tenang sebelum memberikan roti ini kepadamu."

Beliau menjawab, "Ini adalah sepotong makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu sejak tiga hari ini." (Hadis ini diriwayatkan oleh al Harits bin Abu Usamah dalam Musnad nya, melalui sanad yang dha'if, namun memiliki bukti kebajikan sanad dalam maknanya) Alasan inilah yang menjadikan lapar termasuk dalam sifat kaum Sufi dan salah satu tiang mujahadah.
Para penempuh suluk selangkah demi selangkah maju membiasakan berlapar lapar menahan diri dari makan, dan mereka menemukan mata air kebijaksanaan di dalam lapar. Cerita tentang mereka dalam hal ini cukup banyak.

Ibnu Salim berkata, "Etika berlapar diri adalah bahwa seseorang terus menerus tidak mengurangi porsi makanannya, kecuali sebesar telinga kucing (amat sedikit)."
Dikatakan bahwa Sahl bin Abdullah tidak makan, kecuali setiap limabelas hari. Manakala bulan Ramadhan tiba, ia bahkan tidak makan sampai melihat bulan baru. Dan tiap kali berbuka hanya minum air putih saja.
Yahya bin Mu'adz menjelaskan, "Seandainya orang dapat membeli lapar di pasar, maka para pencari akhirat niscaya tidak akan perlu membeli sesuatu yang lain di sana."

Sahl bin Abdullah berkomentar, "Ketika Allah swt. menciptakan dunia, Dia menempatkan dosa dan kebodohan di dalam kepuasan nafsu makan minum, dan menempatkan kebijaksanaan dalam lapar."
Yahya bin Mu'adz mengatakan, "Lapar bagi para penempuh jalan Allah (murid) adalah olah ruhani (riyadhah), sebuah cobaan bagi orang-orang yang bertobat, dan siasat bagi para zahid, tanda kemuliaan bagi para ahli ma'rifat."



Lain menahan Lapar, lain dengan Syahwat... syahwat memang kodrati, tapi apakah harus diperturutkan dengan tanpa melihat norma-norma akhlaqul karimah ?



Heemmmm.... dek deg serr deh dijamin.... apalagi bagi yang masih memegang prinsip "Pandangan Hidup". Tentang syahwat ini di kitab-kitab suci manapun pastilah akan dijaga banget kelurusannya (baca : porsinya !). Para syekh dan auliya juga sudah meninggalkan banyak manuskrip kuno mereka yang menyatakan agar "berjihad" terus menjaga / mengendalikannya.

Malik bin Dinar yang pernah bermimpi melihat neraka dan kena hembusan asapnya, hingga bangun terjaga dengan kondisi sekujur tubuhnya melepuh, hingga beliau sejak saat itu tidak pernah tertawa lagi, akan tetapi takut akan "ilham" yang menyapa beliau itu, berkata : "Barangsiapa telah mengalahkan syahwat dunia, maka itulah tindakan yang dapat memisahkan setan dari lindungannya."

Abu Ali ar-Rudzbary mengajarkan, "Jika seorang Sufi setelah lima hari tidak makan, mengatakan, 'Aku lapar,' maka kirimlah ia ke pasar agar mendapatkan pekerjaan."

Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq menuturkan ucapan seorang syeikh, bahwa penghuni neraka telah dikalahkan oleh syahwatnya atas kewaspadaan mereka, hingga mereka tercela. Beliau juga berkata, "Seseorang bertanya kepada salah seorang syeikh, Apakah Anda tidak menginginkan sesuatu?' Sang syeikh menjawab, ‘Aku menginginkannya, akan tetapi aku menahan diri'." Syeikh yang lain ditanya, "Adakah sesuatu yang tuan ginkan?" Jawabnya, 'Aku menginginkan untuk tidak ingin lagi"
.

Demikian deh, tulisanku kali ini...
semoga bisa menjadi pencerahan bagi aku pribadi, dan anda.
Amin.

-arispra-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home